Saham TOBA Anjlok Pagi Ini. Begini Ceritanya

Rizki Rivaldi - Rabu, 29 Oktober 2025 10:48 WIB
Saham TOBA Anjlok Pagi Ini. Begini Ceritanya

Jakarta - Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) anjlok pada sesi I perdagangan Rabu (29/10/2025). Di sekitar pukul 10.16 WIB, saham TOBA minus hingga 14% hingga menyentuh batas maksimal penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan atau yang dikenal dengan Auto Reject Bawah (ARB) yaitu Rp 860.

Sebanyak 427 juta saham TOBA telah ditransaksikan, frekuensi 38 ribuan kali, dan nilai transaksi Rp 370 miliar. Saham TBS Energi Utama banyak dijual. Berdasarkan data pada aplikasi Stockbit Sekuritas, saham TOBA membukukannet sellRp 137 miliar, tertinggi di antara saham-sahamnet selllainnya.

Dilansir dari investor.id, Saham TOBA melorot usai perseroan merilis laporan keuangan kuartal III-2025. Di mana perseroan mencatatkan rugi bersih US$ 127,37 juta pada Januari-September 2025. Berbalik dari laba bersih US$ 34,83 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Merujuk pada laporan keuangan konsolidasian yang dipublikasikan Selasa (28/10/2025), TOBA mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 288,1 juta sepanjang sembilan bulan tahun ini. Angka tersebut melemah 14,39% dibanding pendapatan dari kontrak dengan pelanggan pada periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 336,6 juta. Pendapatan dari penjualan bisnis batu bara kepada pihak ketiga masih mendominasi dengan total kontribusi mencapai US$ 150,6 juta, yang terdiri atas penjualan batu bara ekspor sebesar US$ 74,9 juta dan lokal sebesar US$ 75,6 juta.

Kendati demikian, apabila dikomparasikan dengan periode sama tahun lalu, penjualan batu bara TOBA pada periode Januari–September 2025 bisa dibilang tidak lagi agresif. Hal ini sejalan dengan rencana perseroan yang mengurangi eksposur bisnis batu bara dan beralih fokus pada bisnis energi baru terbarukan (EBT) sepertiwaste-to-energy, energi berkelanjutan, dan kendaraan listrik.

Sebelum TOBA memutuskan 'angkat kaki' dari bisnis fosil, perseroan mampu mencetak penjualan batu bara kepada pihak ketiga di pasar ekspor hingga US$ 200,6 juta dan lokal sebesar US$ 70,4 juta, dengan total pendapatan mencapai US$ 336,6 juta per 30 September 2024. Kini, bisnis TOBA di luar batu bara pelan tapi pasti sudah mulai menggantikan bisnis batu bara dengan menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.

Dibuktikan dengan menguatnya pendapatan perseroan daritreatmentdan pembuangan limbah yang melambung hingga 1.048% menjadi US$ 111,9 juta dibanding sebelumnya US$ 9,75 juta. Sementara pendapatan dari bisnis ketenagalistrikan terkoreksi cukup dalam sebanyak 68% menjadi US$ 14,3 juta ketimbang posisi per 30 September 2024 yang sebesar US$ 44,5 juta. Penjualan tandan buah segar, inti sawit, dan minyak sawit mentah naik 21,1% dari US$ 4,3 juta menjadi US$ 5,3 juta.

Sedangkan pendapatan dari penjualan dan sewa kendaraan listrik tergelincir sebanyak 14% ke level US$ 5,8 juta dibanding sebelumnya di posisi US$ 6,8 juta. Namun, pendapatan TOBA dari bisnis jasa meningkat tajam mencapai 81,7% menjadi US$ 99,3 ribu dibanding sebelumnya US$ 54,6 ribu. Dari sisi beban pokok pendapatan, TOBA mencatatkan sebesar US$ 266,1 juta, lebih tinggi daripada tahun lalu sebesar US$ 258,3 juta, sehingga menggerus perolehan laba kotor perseroan menjadi US$ 22 juta per 30 September 2025.

Setelah dipotong sejumlah beban dan pajak, TOBA akhirnya menderita kerugian sebesar US$ 127,3 juta atau ekuivalen Rp 2,1 triliun (asumsi kurs Rp 16.610 per US$). Angka ini berbalik dari sebelumnya yang untung sebesar US$ 34,8 juta atau setara Rp 578,7 miliar. Akibatnya, laba per saham dasar TOBA juga rugi menjadi US$ 0,0154 per saham dibanding sebelumnya yang untung sebesar US$ 0,0043 per saham.

Dilihat dari sisi neraca (balance sheet), total aset TOBA menurun sebanyak 9,85% dari US$ 893,7 juta menjadi US$ 805,6 juta. Liabilitas meningkat menjadi US$ 567,6 juta, sedangkan ekuitas terperosok ke posisi US$ 238 juta pada sembilan bulan tahun ini dibanding periode serupa tahun sebelumnya yang mencatatkan total ekuitas sebesar US$ 355,4 juta. (*)

SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru